Penjelasan Lengkap Tentang Investasi High Risk High Return

Oleh Sarah Lennon pada Maret 10, 2025
Catatan Penting: Artikel ini dibuat berdasarkan pengalaman dan penelitian pribadi penulis. Setiap situasi keuangan bersifat unik, jadi pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan perencana keuangan tersertifikasi sebelum mengambil keputusan keuangan penting.
high risk high return

Berinvestasi selalu berkaitan dengan dua aspek utama: risiko dan potensi keuntungan. Kamu mungkin sudah familiar dengan konsep high risk high return, yang menyatakan bahwa semakin besar risiko investasi, semakin tinggi pula peluang keuntungannya. Namun, apakah prinsip ini selalu berlaku? Dan bagaimana cara menemukan investasi yang menawarkan imbal hasil tinggi tanpa menghadapi risiko yang berlebihan?

Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan antara investasi berisiko rendah dan tinggi, alasan di balik konsep high risk, high return, serta jenis-jenis investasi yang memiliki tingkat risiko besar tetapi menjanjikan keuntungan menarik.

Baca Artikel Lainnya: Beragam Jenis Investasi untuk Meningkatkan Kekayaanmu

Key Takeaways:

  • Mengutip dari Financial Conduct Authority, badan pengatur layanan keungan di Inggris yang bertanggung jawab untuk mengatur perusahaan yang menyediakan layanan keuangan kepada konsumen, high risk high return investment adalah jenis investasi dengan potensi keuntungan tinggi, tetapi juga disertai dengan risiko kerugian yang besar.
  • Dibandingkan dengan instrumen investasi konvensional, investasi berisiko tinggi memiliki karakteristik yang membedakannya dari produk investasi pada umumnya.
  • Di Indonesia, regulasi investasi bertujuan untuk melindungi konsumen dari praktik investasi yang tidak adil atau merugikan.

Apa itu Investasi High Risk High Return?

Mengutip dari Financial Conduct Authority, badan pengatur layanan keungan di Inggris yang bertanggung jawab untuk mengatur perusahaan yang menyediakan layanan keuangan kepada konsumen, high risk high return investment adalah jenis investasi dengan potensi keuntungan tinggi, tetapi juga disertai dengan risiko kerugian yang besar.

Dibandingkan dengan instrumen investasi konvensional, investasi berisiko tinggi memiliki karakteristik yang membedakannya dari produk investasi pada umumnya. Jika kamu tertarik untuk berinvestasi dalam kategori ini, penting untuk memahami sifat dan konsekuensinya secara menyeluruh agar dapat mengambil keputusan yang tepat. Berikut adalah beberapa sifat dan konsekuensi dari investasi high risk high return (FCA, 2024).

1. Potensi Keuntungan yang Tinggi, tetapi Tidak Dijamin

Salah satu daya tarik utama dari investasi berisiko tinggi adalah peluang mendapatkan imbal hasil yang lebih besar dibandingkan dengan investasi konvensional. Namun, perlu diingat bahwa potensi keuntungan tersebut tidak datang dengan jaminan.

Pada kenyataannya, kinerja investasi ini bisa saja lebih rendah dibandingkan dengan investasi berisiko rendah atau bahkan menyebabkan kerugian yang signifikan. Oleh karena itu, meskipun terlihat menjanjikan, investasi ini tidak selalu menghasilkan keuntungan yang diharapkan.

2. Risiko Kehilangan Modal yang Sangat Besar

Seiring dengan potensi keuntungan yang tinggi, ada kemungkinan besar bahwa kamu bisa kehilangan sebagian atau seluruh dana yang diinvestasikan. Bahkan, dalam beberapa kasus tertentu, kamu bukan hanya kehilangan modal, tetapi juga berisiko menanggung utang akibat skema investasi yang menggunakan leverage atau pinjaman.

Oleh karena itu, investasi jenis ini lebih cocok bagi investor yang benar-benar memahami risikonya serta memiliki toleransi terhadap kerugian finansial yang tinggi.

3. Likuiditas yang Rendah

Berbeda dengan investasi konvensional yang relatif mudah dicairkan, instrumen investasi berisiko tinggi cenderung memiliki tingkat likuiditas yang lebih rendah. Artinya, jika sewaktu-waktu kamu membutuhkan dana yang telah diinvestasikan, proses pencairannya mungkin akan sulit atau membutuhkan waktu yang lama.

Dalam beberapa kasus, penyedia investasi bahkan bisa mengenakan biaya tambahan atau penalti jika kamu menarik dana sebelum jangka waktu tertentu. Oleh karena itu, investasi ini tidak cocok bagi individu yang membutuhkan akses cepat terhadap dana mereka.

4. Fluktuasi Nilai yang Tinggi (Volatilitas)

Investasi berisiko tinggi umumnya lebih rentan terhadap perubahan nilai yang tajam dibandingkan dengan investasi yang lebih aman. Faktor utama yang mempengaruhi volatilitas ini adalah sentimen pasar dan kondisi ekonomi secara keseluruhan.

Selama periode ketidakpastian ekonomi, nilai investasi ini bisa mengalami penurunan yang drastis dalam waktu singkat. Oleh karena itu, investor yang terjun ke dalam investasi berisiko tinggi harus siap menghadapi fluktuasi pasar yang ekstrem dan memiliki strategi manajemen risiko yang baik.

5. Minim atau Tidak Ada Perlindungan Regulasi

Di Indonesia, regulasi investasi bertujuan untuk melindungi konsumen dari praktik investasi yang tidak adil atau merugikan. Namun, banyak instrumen investasi berisiko tinggi yang tidak berada di bawah pengawasan otoritas keuangan seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Misalnya, investasi dalam aset seperti mata uang kripto, properti di luar negeri, atau skema investasi alternatif lainnya sering kali tidak memiliki perlindungan hukum yang jelas. Akibatnya, jika terjadi masalah, investor mungkin tidak bisa mendapatkan ganti rugi atau perlindungan dari lembaga terkait.

Contoh Investasi High Risk

high risk high return

Melansir dari ruangmeNYALA, platform edukasi keuangan yang diinisiasi oleh Bank OCBC NISP melalui program Nyala, berikut adalah beberapa contoh investasi berisiko tinggi yang perlu kamu pahami sebelum terjun ke dalamnya (ruangmeNYALA, 2024).

1. Saham

Saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan yang memberikan hak kepada pemegangnya atas sebagian keuntungan perusahaan tersebut. Investasi saham dikenal dengan volatilitasnya yang tinggi, di mana harga saham dapat naik dan turun dalam waktu singkat akibat berbagai faktor, seperti kondisi ekonomi, kinerja perusahaan, serta sentimen pasar.

Hal ini sesuai dengan testimoni dari Yolanda Purba, seorang ibu rumah tangga yang telah menjadi investor saham sejak tahun 2019, yang menuturkan bahwa investasi saham tidak hanya menjadi tempat mencari uang, tetapi juga bermanfaat baginya untuk membantu biaya pendidikan putra-putrinya.

Walaupun memiliki potensi keuntungan yang besar, investasi saham juga bisa menyebabkan kerugian yang signifikan jika tidak dikelola dengan baik.

2. Cryptocurrency

Mata uang kripto atau cryptocurrency adalah aset digital yang semakin populer di kalangan investor. Jenis investasi ini menawarkan peluang keuntungan yang sangat besar, tetapi di sisi lain memiliki tingkat risiko yang tinggi karena fluktuasi harga yang ekstrem. Selain itu, tidak adanya regulasi yang jelas dari lembaga keuangan resmi membuat investasi dalam cryptocurrency menjadi semakin berisiko, terutama bagi investor yang belum berpengalaman.

3. Hedge Fund

Hedge fund merupakan dana investasi yang dikelola secara profesional dan mengalokasikan modal ke berbagai jenis aset dengan strategi kompleks. Meskipun bertujuan untuk mengurangi risiko melalui diversifikasi, hedge fund tetap memiliki tingkat risiko yang tinggi, terutama karena adanya penggunaan leverage (utang) yang dapat memperbesar potensi keuntungan maupun kerugian.

4. Venture Capital

Modal ventura adalah investasi yang dilakukan pada perusahaan rintisan (startup) yang masih dalam tahap awal pengembangan. Investasi ini menjanjikan keuntungan besar jika perusahaan berkembang pesat, tetapi juga memiliki risiko tinggi karena banyak startup yang gagal dan tidak mampu bertahan dalam persaingan pasar.

5. Angel Investing

Mirip dengan modal ventura, angel investing melibatkan individu yang berinvestasi pada perusahaan baru dengan harapan mendapatkan keuntungan besar di masa depan. Namun, karena perusahaan-perusahaan ini masih dalam tahap awal, risikonya sangat tinggi, dan kemungkinan kegagalan lebih besar dibandingkan kesuksesan.

6. Spread Betting

Spread betting adalah bentuk investasi spekulatif di mana investor bertaruh pada pergerakan harga suatu aset tanpa benar-benar memilikinya. Meskipun bisa menghasilkan keuntungan besar dalam waktu singkat, spread betting juga sangat berisiko karena ketidakpastian pasar yang tinggi.

7. Penny Stocks

Penny stocks adalah saham yang diperdagangkan dengan harga sangat rendah dan sering kali berasal dari perusahaan kecil dengan kapitalisasi pasar yang rendah. Saham jenis ini memiliki likuiditas rendah dan volatilitas tinggi, sehingga berpotensi memberikan keuntungan besar, tetapi juga bisa berujung pada kerugian yang signifikan.

8. Leveraged ETFs

Exchange-Traded Funds (ETFs) dengan leverage menggunakan instrumen derivatif dan utang untuk meningkatkan imbal hasil dari indeks yang diikutinya. Meskipun dapat menghasilkan keuntungan besar saat pasar bergerak sesuai prediksi, leveraged ETFs juga dapat menyebabkan kerugian besar jika pergerakan pasar tidak sesuai harapan.

9. Options Trading

Opsi adalah kontrak yang memberikan hak kepada investor untuk membeli atau menjual aset pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Instrumen ini menawarkan potensi imbal balik yang lebih besar, tetapi juga berisiko tinggi karena bergantung pada prediksi pergerakan harga dalam waktu yang terbatas.

10. Initial Public Offerings (IPO)

IPO adalah proses di mana perusahaan pertama kali menawarkan sahamnya kepada publik. Beberapa IPO memberikan keuntungan besar bagi investor awal, tetapi banyak juga yang tidak sesuai ekspektasi dan mengalami penurunan nilai setelah debutnya di pasar saham.

11. Real Estate Investment Trusts (REITs)

REITs adalah instrumen investasi yang memungkinkan investor memiliki bagian dari portofolio properti yang menghasilkan pendapatan. Meskipun menawarkan dividen tinggi, REITs juga sangat dipengaruhi oleh kondisi pasar properti dan ekonomi secara keseluruhan.

12. High-Yield Bonds

Obligasi ini menawarkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan obligasi biasa, tetapi memiliki risiko gagal bayar yang lebih besar, terutama jika diterbitkan oleh perusahaan dengan kondisi keuangan yang kurang stabil.

13. Forex Trading

Pasar forex adalah tempat jual beli mata uang asing yang sangat likuid dan beroperasi 24 jam. Meskipun menawarkan peluang keuntungan besar, forex trading sangat spekulatif dan berisiko tinggi karena fluktuasi nilai tukar yang cepat serta penggunaan leverage yang bisa memperbesar kerugian.

Baca Juga: 10 Contoh Investasi Menguntungkan untuk Optimalkan Keuangan

Kesimpulan

Meskipun menjanjikan keuntungan yang besar, investasi dengan prinsip high risk high return juga memiliki risiko kerugian yang tinggi. Setelah mengetahui arti investasi high risk high return dan contoh-contohnya, kamu bisa membangun strategi investasi yang tepat, mengambil keputusan investasi yang tepat, dan mengelola risiko investasi tanpa kehilangan potensi keuntungan.

Jika kamu ingin berinvestasi dengan aman, DuitBox adalah solusi terbaik untuk para pemula yang ingin mulai berinvestasi. Dengan berbagai pilihan investasi, seperti reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, dan saham, kamu bisa menyesuaikan strategi investasi dengan tingkat risiko yang kamu inginkan.

Jadi, tunggu apa lagi? Segera cari tahu produk-produk investasi yang paling cocok untukmu melalui website kami.

Artikel ditulis oleh Sarah Lennon
Sarah Lennon adalah profesional periklanan dengan pengalaman lebih dari satu dekade mengelola kampanye iklan berskala besar untuk merek multinasional di Jakarta. Awalnya memulai karier di sebuah kota kecil di Amerika, ia kini dikenal karena ketajamannya menganalisis data dan mengelola anggaran kompleks. Di balik kesuksesan profesionalnya, Sarah memiliki pengalaman pribadi mengelola hutang dan Kredit Tanpa Agunan (KTA) yang memberinya wawasan mendalam tentang perencanaan keuangan. Bersama Duitbox, ia berbagi strategi praktis yang memadukan pengalaman globalnya, pengelolaan KTA pribadi, dan realitas finansial sehari-hari untuk membantu pembaca membuat keputusan cerdas.

Artikel Terkait Lainnya

crossmenuchevron-downarrow-down